• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

DBS Group Job Cuts Ajarkan Kita Pentingnya Resilience dalam Dunia Kerja Modern

img

Psikologi.web.id Selamat beraktivitas semoga penuh keberhasilan., Di Artikel Ini saya ingin berbagi pandangan tentang Pengembangan Karir, Dunia Kerja, Resilience yang menarik. Artikel Dengan Fokus Pada Pengembangan Karir, Dunia Kerja, Resilience DBS Group Job Cuts Ajarkan Kita Pentingnya Resilience dalam Dunia Kerja Modern Pastikan Anda mengikuti pembahasan sampai akhir.

Gelombang perubahan terus menghantam dunia kerja. Baru-baru ini, DBS Group, salah satu raksasa perbankan di Asia, mengumumkan pengurangan tenaga kerja. Keputusan ini, meskipun berat bagi mereka yang terdampak, menjadi pengingat yang kuat tentang pentingnya resilience atau ketahanan diri dalam menghadapi dinamika pasar kerja yang terus berubah.

Pengumuman pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh DBS tentu mengejutkan banyak pihak. Di tengah gembar-gembor transformasi digital dan inovasi, berita ini seolah menjadi tamparan keras. Namun, inilah realitas yang harus dihadapi: otomatisasi, kecerdasan buatan (AI), dan perubahan model bisnis memaksa perusahaan untuk melakukan efisiensi dan restrukturisasi. Dampaknya, beberapa peran menjadi usang dan perusahaan harus mengambil langkah-langkah sulit untuk tetap kompetitif.

Lalu, apa yang bisa kita pelajari dari situasi ini? Resilience adalah kunci. Lebih dari sekadar kemampuan untuk bangkit kembali setelah kegagalan, resilience adalah kemampuan untuk beradaptasi, belajar, dan berkembang di tengah ketidakpastian. Dalam konteks dunia kerja, resilience berarti memiliki pola pikir yang fleksibel, keterampilan yang relevan, dan jaringan yang kuat.

Mengasah Keterampilan yang Relevan: Investasi Terbaik untuk Masa Depan

Salah satu cara terbaik untuk membangun resilience adalah dengan terus mengasah keterampilan. Identifikasi keterampilan yang paling dicari di industri Anda dan berinvestasilah dalam pelatihan dan pengembangan diri. Jangan terpaku pada satu bidang saja. Cobalah untuk mempelajari keterampilan baru yang dapat melengkapi keahlian Anda saat ini. Misalnya, jika Anda seorang analis keuangan, pertimbangkan untuk mempelajari data science atau machine learning. Kombinasi keahlian ini akan membuat Anda lebih berharga di mata perusahaan.

Membangun Jaringan yang Kuat: Lebih dari Sekadar Bertukar Kartu Nama

Jaringan profesional yang kuat adalah aset yang tak ternilai harganya. Jaringan ini tidak hanya membantu Anda menemukan peluang kerja baru, tetapi juga memberikan dukungan moral dan informasi berharga. Hadiri konferensi industri, bergabung dengan komunitas online, dan jangan ragu untuk menghubungi orang-orang yang Anda kagumi. Ingatlah, membangun jaringan adalah tentang memberikan nilai, bukan hanya menerima.

Pola Pikir yang Fleksibel: Menerima Perubahan sebagai Peluang

Pola pikir yang fleksibel adalah kunci untuk beradaptasi dengan perubahan. Jangan takut untuk keluar dari zona nyaman Anda dan mencoba hal-hal baru. Lihatlah perubahan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang. Jika Anda kehilangan pekerjaan, jangan biarkan hal itu mendefinisikan diri Anda. Gunakan waktu ini untuk mengevaluasi kembali tujuan karir Anda, mengasah keterampilan baru, dan mencari peluang yang lebih baik.

DBS dan Tanggung Jawab Perusahaan

Meskipun resilience adalah tanggung jawab individu, perusahaan juga memiliki peran penting dalam membantu karyawan mereka untuk mengembangkan resilience. DBS, misalnya, dapat memberikan pelatihan dan dukungan kepada karyawan yang terdampak PHK untuk membantu mereka mencari pekerjaan baru. Selain itu, perusahaan juga dapat berinvestasi dalam program pelatihan dan pengembangan yang membantu karyawan mereka untuk mengasah keterampilan yang relevan.

Melihat ke Depan: Masa Depan Kerja yang Lebih Resilient

Pengurangan tenaga kerja di DBS adalah pengingat yang jelas bahwa dunia kerja terus berubah. Untuk berhasil di masa depan, kita semua perlu mengembangkan resilience. Dengan mengasah keterampilan yang relevan, membangun jaringan yang kuat, dan memiliki pola pikir yang fleksibel, kita dapat menghadapi tantangan apa pun yang menghadang. Peristiwa seperti ini, yang terjadi pada Oktober 2024, seharusnya menjadi katalis bagi kita semua untuk mempersiapkan diri menghadapi masa depan kerja yang lebih dinamis dan kompetitif.

Berikut adalah beberapa tips praktis untuk membangun resilience:

Area Tips
Keterampilan Identifikasi keterampilan yang relevan, ikuti pelatihan, jangan terpaku pada satu bidang.
Jaringan Hadiri konferensi, bergabung dengan komunitas online, berikan nilai kepada orang lain.
Pola Pikir Terima perubahan, keluar dari zona nyaman, lihat kegagalan sebagai peluang belajar.

Dengan berfokus pada pengembangan diri dan adaptasi, kita dapat membangun karir yang sukses dan memuaskan, bahkan di tengah ketidakpastian.

Begitulah dbs group job cuts ajarkan kita pentingnya resilience dalam dunia kerja modern yang telah saya bahas secara lengkap dalam pengembangan karir, dunia kerja, resilience Mudah-mudahan tulisan ini membuka cakrawala berpikir Anda selalu berinovasi dalam bisnis dan jaga kesehatan pencernaan. Silakan bagikan kepada orang-orang terdekat. Terima kasih

Special Ads
© Copyright 2024 - Mind Talk | Informasi Psikologi Indonesia
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads